Saturday, June 20, 2015

Hubungan Tanaman dengan Hasil Tanaman



Pada UAS II kali ini untuk mata kuliah Fisiologi Tanaman, saya diberikan pertanyaan seperti ini : Pertumbuhan tanaman identik dengan pertambahan ukuran tanaman, nah apa hubungannya antara pertumbuhan tanaman dengan hasil tanaman ? mungkin pertanyaan ini agak sulit memang. Tapi berkat penjelasan dari dosen Fisiologi Tanaman maka saya bisa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan di atas.
Hasil tanaman bergantung pada tanaman itu sendiri. Jika pertumbuhan tanaman baik, maka hasil yang akan diperoleh pasti baik pula. Akan berbanding terbalik dengan pertumbuhan tanaman yang tidak baik maka hasil akhirnya berdampak pada keterpurukan saat tipa pada hasilnya.
Saya mengambil contoh pada Pemendekan Batang Jagung untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. emendekan batang pada tanaman jagung akan membuat asimilat untuk pemanjangan batang digunakan untuk pembentukan dan pengisian biji. Peningkatan bobot hasil jagung diharapkan sebesar bobot pengurangan batang tanaman jagung. Menurut Salisbury dan Ross (1995), pada tanaman biji-bijian dengan pertumbuhan yang seragam, peningkatan hasil biji diperoleh pada kultivar kerdil atau semi kerdil yang mengalokasikan lebih banyak fotosintat ke biji daripada ke batang. Keuntungan lain adalah kultivar ini tidak mudah rebah dibanding kultivar yang tinggi terutama jika dipupuk banyak nitrogen.
Hasil penelitian Fischer dan Palmer (1996) menyatakan bahwa pengurangan kebutuhan asimilat oleh batang dan malai bunga jantan pada tanaman jagung yang lebih pendek telah meningkatkan bobot kering tongkol pada saat pembungaan. Untuk peningkatan 1 kg/ha tongkol pada saat pembungaan diperoleh peningkatan 34 kg/ha hasil biji akhir. Penelitian Indradewa, Kastono dan Soraya (2005) menunjukkan bahwa pemendekan batang dapat meningkatkan bobot biji akhir. Namun demikian, jumlah peningkatan ini tidak sebesar yang dilakukan Fischer dan Palmer. 
Berdasarkan penelitian tersebut, pemendekan batang hingga mencapai 50% hanya meningkatkan hasil biji jagung sebesar 4,15%. Peningkatan yang hanya dalam jumlah kecil disebabkan oleh dua faktor utama yaitu lingkungan dan fisiologi tanaman jagung. Dari faktor lingkungan, pemendekan batang menyebabkan peredaman cahaya lebih cepat sebelum sampai ke daun yang paling bawah sehingga hanya daun-daun sebelah atas yang mendapatkan cahaya matahari penuh. Hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan juga relatif lebih sedikit. Dari sisi fisiologis, bobot pengurangan batang tidak dapat langsung dikonversi menjadi penambahan bobot biji. Bobot pengurangan batang juga digunakan oleh seluruh tanaman termasuk untuk memperbesar batang. Lebih lanjut Indradewa, Kastono dan Soraya (2005) menyatakan bahwa untuk membentuk 1 gram biji jagung tidak dapat menggunakan 1 gram batang karena komposisi yang berbeda. Menurut Anonoim (2004) Cit Indradewa, Kastono dan Soraya (2005), biji jagung terdiri atas karbohidrat sebesar 86,5%, protein 9,1%, dan minyak 4,4%. Untuk membentuk 1 gram protein diperlukan 2 gram karbohidrat dan untuk membentuk 1 gram minyak diperlukan 3 gram karbohidrat.
Pemendekan batang memang dapat meningkatkan hasil bobot biji jagung. Namun, ketika yang digunakan adalah semua biomassa tanaman jagung, misalnya batang dan daun yang juga digunakan sebagai pakan ternak, maka pemendekan batang tidak menguntungkan. Peningkatan bobot biji sebesar 4,15% tidak sebanding dengan pengurangan bobot batang hingga 50%.

No comments:

Post a Comment