Pada UAS II kali ini
untuk mata kuliah Fisiologi Tanaman, saya diberikan pertanyaan seperti ini :
Pertumbuhan tanaman identik dengan pertambahan ukuran tanaman, nah apa
hubungannya antara pertumbuhan tanaman dengan hasil tanaman ? mungkin
pertanyaan ini agak sulit memang. Tapi berkat penjelasan dari dosen Fisiologi
Tanaman maka saya bisa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan di atas.
Saya mengambil contoh
pada Pemendekan Batang Jagung untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung.
emendekan batang pada tanaman jagung akan membuat asimilat untuk pemanjangan
batang digunakan untuk pembentukan dan pengisian biji. Peningkatan bobot hasil
jagung diharapkan sebesar bobot pengurangan batang tanaman jagung. Menurut Salisbury
dan Ross (1995), pada tanaman biji-bijian dengan pertumbuhan yang seragam,
peningkatan hasil biji diperoleh pada kultivar kerdil atau semi kerdil yang
mengalokasikan lebih banyak fotosintat ke biji daripada ke batang. Keuntungan
lain adalah kultivar ini tidak mudah rebah dibanding kultivar yang tinggi
terutama jika dipupuk banyak nitrogen.
Hasil penelitian
Fischer dan Palmer (1996) menyatakan bahwa pengurangan kebutuhan asimilat oleh
batang dan malai bunga jantan pada tanaman jagung yang lebih pendek telah
meningkatkan bobot kering tongkol pada saat pembungaan. Untuk peningkatan 1
kg/ha tongkol pada saat pembungaan diperoleh peningkatan 34 kg/ha hasil biji
akhir. Penelitian Indradewa, Kastono dan Soraya (2005) menunjukkan bahwa
pemendekan batang dapat meningkatkan bobot biji akhir. Namun demikian, jumlah
peningkatan ini tidak sebesar yang dilakukan Fischer dan Palmer.
Berdasarkan penelitian
tersebut, pemendekan batang hingga mencapai 50% hanya meningkatkan hasil biji
jagung sebesar 4,15%. Peningkatan yang hanya dalam jumlah kecil disebabkan oleh
dua faktor utama yaitu lingkungan dan fisiologi tanaman jagung. Dari faktor
lingkungan, pemendekan batang menyebabkan peredaman cahaya lebih cepat sebelum
sampai ke daun yang paling bawah sehingga hanya daun-daun sebelah atas yang
mendapatkan cahaya matahari penuh. Hal ini menyebabkan fotosintat yang
dihasilkan juga relatif lebih sedikit. Dari sisi fisiologis, bobot pengurangan
batang tidak dapat langsung dikonversi menjadi penambahan bobot biji. Bobot
pengurangan batang juga digunakan oleh seluruh tanaman termasuk untuk
memperbesar batang. Lebih lanjut Indradewa, Kastono dan Soraya (2005)
menyatakan bahwa untuk membentuk 1 gram biji jagung tidak dapat menggunakan 1
gram batang karena komposisi yang berbeda. Menurut Anonoim (2004) Cit
Indradewa, Kastono dan Soraya (2005), biji jagung terdiri atas karbohidrat
sebesar 86,5%, protein 9,1%, dan minyak 4,4%. Untuk membentuk 1 gram protein
diperlukan 2 gram karbohidrat dan untuk membentuk 1 gram minyak diperlukan 3 gram
karbohidrat.
Pemendekan batang memang dapat
meningkatkan hasil bobot biji jagung. Namun, ketika yang digunakan adalah semua
biomassa tanaman jagung, misalnya batang dan daun yang juga digunakan sebagai
pakan ternak, maka pemendekan batang tidak menguntungkan. Peningkatan bobot
biji sebesar 4,15% tidak sebanding dengan pengurangan bobot batang hingga 50%.
No comments:
Post a Comment