Sunday, August 16, 2015

My Trip My Adventure, Gunung Keramat nan Indah, Gunung Fatuleu


Gunung Fatuleu merupakan sebuah gunung yang ternama di Kabuaten Kupang dan terletak di kecamatan Fatuleu Tengah. Ketika sampai ditempat ini terasa legah bila menikmati pemandangan panorama alam yang indah termasuk kompleks perkantoran Kabupaten Kupang di Oelamasi bisa terpandang dari ketinggian gunung ini.

Untuk mencapai tempat ini kita harus menempuhnya dalam waktu perkalanan kurang lebih satu setengah jam dengan kendaraan roda 4 ataupun roda 2 dari Oelamasi. Kedepan obyek ini dapat dikembangkan sebagai pusat kegiatan olahraga tebing.
Saat berada di bawah kaki gunung Fatuleu memiliki alam sejuk dan kondisi tanah yang subur. Masyarakat memanfaatkan kesuburan tanah untuk menanam berbagai tanaman, seperti nenas, ubi-ubian dan kacang-kacangan. Menurut warga setempat ada dua suku besar yang  tinggal di bawah kaki gunung Fatuleu, yakni Suku Jialal dan Suku Suan. "Dua suku ini oleh masyarakat setempat disebut sebagai penguasa gunung Fatuleu.
Potensi alam lainya di gunung Fatuleu, ungkap Manane, yaitu gua Nualeu dengan kedalaman sekitar 500 meter. Sejak dahulu gua Nualeu dijadikan sebagai tempat persembahan kepada  leluhur. Sementara dari sisi adat istiadat masyarakat memiliki, tari-tarian adat dan berbagai jenis kain tenunan adat. "Ada jua dua buah kelewang yang secara turun temurun dijaga. Masyarakat memilik kepercayaan bahwa kelewang itu memiliki kekuatan gaib,".
Namun disi saya hanya mengunjungi Gunung Fatuleu saja, hehe. Sementara pada gua Nualeu belum dikunjungi. Masih dalam perencanaan untuk mengunjungi tempat tersebut.
Sepintas cerita dari gunung Fatuleu : Dari Kupang saya berangkat jam satu siang. Hari ini hari Sabtu, saya menduga akan ada banyak sekali pengunjung di sana. Jam-jam seperti ini, Fatuleu pasti padat pengunjung.
Bersama teman-teman setia saya, kami menuju ke  arah Camplong, singgah makan siang di warung kecil di depan SPBU Oesao. Sepi warungnya, yang makan cuma kami-kami doang. Setelah selesai menikmati makanan yang ada, kamipul melanjutkan perjalanan.
Di jalan masuk menuju Fatuleu, persis di tepi kali kecil Lili, beberapa pemuda meminta uang, dari setiap kendaraan yang lewat. Alasannya, mereka sedang memperbaiki jalan. Saya tidak percaya. Hemat saya ini penipuan. Dua hari lalu saya lewat jalan itu, tidak ada masalah. Kali ini mereka sengaja menggali parit kecil di tepi jalan, lalu abunya dihambur ke badan jalan yang agak berlubang. “Jalan rusak” yang mereka perbaiki itu seluas 50cm persegi. Kesempatan meraup rupiah eceran dari pengunjung Fatuleu yang sedang trend itu, bukan? Ah, saya usulkan sekalian kamu kerja jembatan saja di kali itu.
Di jalan masuk menuju Fatuleu, persis di tepi kali kecil Lili, beberapa pemuda meminta uang, dari setiap kendaraan yang lewat. Alasannya, mereka sedang memperbaiki jalan. Saya tidak percaya. Hemat saya ini penipuan. Dua hari lalu saya lewat jalan itu, tidak ada masalah. Kali ini mereka sengaja menggali parit kecil di tepi jalan, lalu abunya dihambur ke badan jalan yang agak berlubang. “Jalan rusak” yang mereka perbaiki itu seluas 50cm persegi. Kesempatan meraup rupiah eceran dari pengunjung Fatuleu yang sedang trend itu, bukan? Ah, saya usulkan sekalian kamu kerja jembatan saja di kali itu
Sampai di Kaki Fatuleu, tepat pukul tiga. Alamak, tak kusangka akan sebanyak ini pengunjungnya. Seperti di pasar mingguan di kota-kota kecamatan daratan Timor. Sudah ada lopo-lopo kecil. Masih tetap tak ada karcis masuk. Hanya ada kios kecil, merangkap tempat penitipan helm. Selain itu hanya suasana pasar tradisional pedalaman Timor: orang-orang menggelar buah-buahan, sayur-sayuran, dan makanan kecil di tikar dan duduk lesehan menjajakan dagangan itu. Tak sempat direkam kamera.

Inilah Tujuan Kami :)

Saya mengangkat mata ke atas Bukit Fatuleu, sudah ada tiga salib terpancang depan mata para pendaki lainnya. Para pendaki  itulah yang kami temui, dalam perjalanan pulang tempo hari.
Pendakian tersendat-sendat, seperti kemacetan lalulintas Jakarta. Maju sedikit berhenti, banyak yang turun, banyak yang naik, Pada tempat di sekitar salib, yang boleh disebut sebagai perhentian pertama, banyak orang bertumpuk di situ. Di sini banyak pengunjung memilih turun kembali. Inilah yang bikin macet.



Inilah Antrian Saat Mendaki maupun Menuruni Gunung Fatuleu :)

Melewat tiang-tiang salib, bagi saya ini sudah sepertiga. Paruh tempuh berikutnya lancar-lancar. Hingga kami tiba pada tebing curam untuk ke puncak. Saya terpaksa membuka sendal, lalu dipegang sepanjang jalan, dan membiarkan jemari kaki berimprovisasi dengan rongga-rongga karang. Dengan setengah merayap, kadang pakai punggung, akhirnya kami tiba ke tempat paling atas. Lega.




Ini yang Beta tunggu :) 

Puncak Fatuleu terdiri dari susunan bebatuan besar, seperti tumpukan batu. Untuk mencapai tempat dimana dipancangkan bendera oleh para pendaki perintis, kita mesti naik turun bebatuan besar dan awas menghindari celah dan ceruk yang dalam. Beberapa tanaman tumbuh subur di sana, batang-batangnya cukup kuat untuk dijadikan jembatan dari batu ke batu. Jam lima, kami duduk melepas lelah di sekitar bebatuan, menikmati udara dingin, cahaya senja yang keemasan, dan iring-iringan kendaraan yang mulai pulang.
Kami turun, dengan memperkirakan saat mentari benar-benar lenyap, kami sudah harus berada di tempat salib.


Inilah saat-saat akan menuruni gunung Fatuleu :)


Setelah tiba dibawah, semua pengunjung mulai berkemas-kemas untuk pulang begitupun kami. Sekian !!
            NB : Sampah semakin tak terkendalikan. Celah dan ceruk bebatuan penuh dengan sesuatu, tinggalan manusia peradaban modern. Kalau datang lagi, mari kita sambil pilih-pilih sampah. Oke !
Mohon, jangan tinggalkan apa-apa di Gunung Fatuleu selain jejak kaki, dan jangan bawa pulang apa-apa, selain Gambar ! (Jangan ngaku Anak KUPANG jika belum menginjakkan kaki di Gunung Fatuleu)



3 comments:

  1. Replies
    1. Hehe, makasi oo. su pernah meluncur pisana ko bung ?

      Delete
  2. Ass..saya sangat bersyukur kepada ALLAH karna atas kehendaknya yg telah mempertemukan saya dgn KIYAI_JAYA dan atas bantuan KIYAI_JAYA yg melalui jalan togel ini saya sekaran bisa sukses dan sudah mempunyai usaha sendiri,nomor ritual KIYAI_JAYA meman selalu tepat dan terbukti dan bagi anda yg ingin sukses seperti saya silahkan hubungi KIYAI_JAYA di nomor beliau 0823_4853_5599 saya sih dulunya tidak percaya tp klau dipikir2 tidak ada salahnya juga saya coba mengikutu nomor ritual KIYAI_JAYA dan ternyata ALHAMDULILLAH berhasil,,!!! silahkan anda juga buktikan sendiri.

    ReplyDelete