Jika kita mengolah batang pohon, menebangnya, memotongnya menjadi
balok-balok dan papan-papan kayu, maka yang bisa dihasilkan hanyalah
produk-produk yang terbuat dari kayu, seperti meja kayu, kursi kayu, lemari
kayu dll. Jangan pernah berharap bahwa potongan kayu itu bisa diubah menjadi
iPhone atau Samsung Galaxy. Dari fakta ini kita bisa belajar hukum alam dan
hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa sebuah produk turunan tidak akan bisa memiliki properties, characteristics dan attributes yang berbeda jauh dari induknya. Properties kursi kayu tidak akan berbeda jauh dengan batang pohon.
hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa sebuah produk turunan tidak akan bisa memiliki properties, characteristics dan attributes yang berbeda jauh dari induknya. Properties kursi kayu tidak akan berbeda jauh dengan batang pohon.
Begitu juga dengan kesadaran. Jika sekelompok partikel berkumpul menjadi
atom, lalu sekelompok atom berkumpul menjadi molekul, lalu menjadi sel, jaringan
dan tubuh manusia secara lengkap, dimana manusia itu memiliki kesadaran, maka
kita perlu mencari bahan baku induk mana yang bisa menjadi cikal bakal
kesadaran itu.
Secara fisik kita hanya bisa mengamati partikel, atom
dan molekul, dan kemudian kita BERASUMSI bahwa partikel, atom dan molekul itu
tidak memiliki kesadaran. Dari materi-materi yang tidak memiliki kesadaran,
tiba2 bisa muncul properties berupa kesadaran pada manusia. Ini janggal dan
tidak logis jika disesuaikan dengan fakta tentang kayu tersebut di atas. Kita
harus mencari ASUMSI mana yang kira2 bisa dipakai agar runutan partikel ->
materi -> manusia -> kesadaran itu bisa terlihat logis.
Asumsi-asumsi yang
digunakan oleh beberapa kelompok manusia adalah sebagai berikut :
Kelompok A ini berasumsi
bahwa kesadaran itu muncul sebagai produk by accident dan by chance. Atau sebut
saja sebagai akibat dari random chance. Muncul secara kebetulan sebagai akibat
dari evolusi. Sebagai sebuah asumsi, hal ini boleh-boleh saja walaupun itu
tidak menjelaskan mengapa properties bernama kesadaran itu tidak ditemukan
sebagai properties pada bahan baku induknya, artinya tidak menjelaskan mengapa
partikel dan atom yang tidak memiliki kesadaran ternyata bisa menurunkan produk
yang memiliki kesadaran.
Kelompok B ini berasumsi
bahwa ada kesadaran tinggi yang menjadi cikal bakal semua kesadaran manusia
yang ada di alam ini. Setiap manusia yang lahir akan ditiupkan kesadaran ke
dalam dirinya. Dengan asumsi seperti ini, masih sejalan dengan teori pohon kayu
tadi, karena properties kesadaran ternyata berasal dari luar system.
Masalahnya, yang meniupkan itu siapa dan jika si peniup itu memiliki kesadaran,
maka kesadarannya dituipkan oleh siapa lagi.
Kelompok C yang ini adalah
kelompok tengah yang mencoba menjembatani kesalahan pemikiran dari dua kelompok
sebelumnya. Sama saja dengan dua kelompok sebelumnya, kelompok C ini juga
berasumsi bahwa pada saat alam ini mulai terbentuk, entah dari nol atau
terbentuk ulang dalam sebuah proses yang circular atau recycle, di alam ini
sudah muncul berbagai materi dan enerji yang memiliki properties,
characteristics dan attributes nya masing-masing. Sebagai contoh, atom Hidrogen
itu memiliki properties satu nucleus dan satu electron. Dengan properties
seperti itu, maka space yang ada di sekitar atom Hidrogen itu memungkinkan
untuk ditempati oleh satu electron lagi, begitu seterusnya sampai puluhan
electron bisa menempati space yang ada di dalamnya dan bisa membentuk Chemical
Table Elements. Selain partikel dan atom, ada beberapa fields yang sudah
diketahui manusia yaitu gravitation field, electromagnetic fields dan Higgs
field yang baru-baru ini saja bisa dibuktikan. Munculnya bukti beberapa fields
itu tidak otomatis membuktikan bahwa fields yang ada hanyalah itu saja. Masih
ada probabilitas untuk diketahuinya field-field yang lain, misalnya Information
Fields, dan Consciousness Fields. Dua fields ini masih belum terbukti secara
ilmiah, tetapi dua fields ini bisa digunakan sebagai ASUMSI yang berbeda dari
asumsi-asumsi di atas, yaitu diasumsikan dari dua fields inilah bisa muncul
berbagai kesadaran pada setiap spesies. Kesadaran yang muncul sebagai faktor
dari luar partikel dan atom.
Jadi dari tiga kelompok itu
kita bisa melihat berbagai asumsi yang berbeda-beda. Tinggal kita sendiri yang
perlu mencoba menganalisa dan memilah-milah kira-kira kelompok mana yang lebih
cocok dengan pemikiran kita. Yang penting kita tetap menyadari bahwa apapun
yang kita pilih, itu bukanlah kebenaran yang sesungguhnya tetapi hanya kebenaran
yang kita asumsikan memiliki probabilitas lebih baik dibandingkan asumsi-asumsi
yang lain.
Bagus nih ts..
ReplyDelete